Beberapa hari ini gw sibuk dengan agenda
kampus yang akan diselenggarakan beberapa minggu lagi, kali ini gw berperan
sebagai P3K pada acara itu, setelah beberapa kali kumpul, di kumpul yang
terakhir kemarin adalah pembagian tugas pada masing-masing anggota P3K dan gw kebagian
tugas Untuk mencari tahu harga obat sekarang karena rencananya akan digunakan
sebagai Anggaran.
Setelah menetap beberapa hari di Cilegon,
akhirnya gw bisa pulang ke rumah gw di suatu daerah di Banten, setelah Penat
KRS an karena tidak membawa form transkrip nilai akhirnya harus bulak-balik
mencari fotocopy untuk mencetak kertas itu dan menyerahkan nya ke Dosen,
Diruangan dosen saya dan teman-teman melihat suasana sidang MK dan Massa
pendukung pihak penggugat di sekitar Jakarta.
“huh.. akhirnya selesai juga Masalah KRS”
gumam saya
Akhirnya setelah selesai kami berjalan
keluar kampus dan pergi ke tempat biasanya Bus lewat, setelah sampai di tempat
tujuan pertama kami sholat maghrib dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.
setelah sholat kami kembali melanjutkan Perjalanan,
singkat Cerita Sampailah gw di suatu daerah di Tangerang, Sebelumnya gw sudah memperkirakan kalau
ini Bakal menjadi kesempatan yang baik buat gw Untuk menanyakan harga obat
karena disini banyak sekali apotek dan toko obat, setelah turun gw langsung
berpikir “mau naik angkot apa jalan ya?”
sekedar informasi dari pintu tol sampai tempat apotek yang akan gw tuju itu
cukup jauh, sekitar 1km akhirnya gw memutuskan untuk berjalan kaki untuk sampai
kesana.
sambil berjalan gw berpikir
“mau dikasih apa ya, apotekernya?”
Lalu gw melewati tukang bakso dan mie
ayam. Gw berhenti sejenak dan berpikir bagaimana kalau Bakso saja yang akan gw
berikan, lalu gw berpikir lagi.
“kalo bakso nanti makannya ribet, belum
tentu di apotek ada mangkok dan sendok”
Akhirnya gw kembali meneruskan
perjalanan gw sambil dan masih mikir tentang tanda terima kasih yang akan gw
kasih pada apoteker karena akan gw ganggu waktunya selama kurang lebih sepuluh
menit, sambil berjalan juga gw coba pemanasan berbicara untuk menghadapi apoteker,
sampai beberapa menit gw berjalan gw belum menemukan satupun yang pas untuk
diberikan
“masa harus bakso sih?”
“masa harus pocari sweat sih?” pikir gw
lagi
Akhirnya di depan gw nemu tukang
martabak, langsung gw rasa kalo ini hadiah yang paling cocok untuk dikasih ke penjaga
apotek itu, karena gw pikir harganya juga ga akan lebih dari 15.000,00 Rp langsung
gw Tanya tukang martabak, dan gw kaget liat harganya 22.000,00 .Rp ke atas
“waduh?? Ini martabak koq mahal amat, mana
lengkap lagi ga enak kalo ngelak dan ga jadi beli, mana uang tinggal gocap”
(dalam hati)
Sambil menunggu martabaknya selesai gw
berpikir lagi
“haduh..? sayang amat ya harus 22.000
padahal ga sebanding dengan yang bakal gw pinta, gw kan Cuma mau nanya harga
obat, dan istilahnya dia Cuma bakal ngeluarin apalannya aja”
“mending gw martabak ini gw bawa pulang
ke rumah dan gw beli gorengan aja di depan kalo ketemu tukang gorengan” pikir gw
jahat
Selain sebagai anak kost gw juga
memiliki sifat yang cukup pelit pada bermacam-macam kondisi*. Hehehe :D
Setelah matang martabaknya gw
kembali berjalan dan mengukuhkan niat gw
untuk membawa martabak ini ke rumah. Keinginan gw ini sepertinya semakin
didukung karena di depan gw tidak jauh setelah gw berjalan gw menemukan tukang
gorengan, perasaan gw berbinar binar seperti tokoh manga yang sedang senang.
“bang gorengan 10.000 campur ya” gw
mesen
“siap de’’ jawab tukang gorengan
Selesai membungkus gw berjalan dan tak
lama setelah itu gw sampai juga di toko obat, gw liat ada dua orang yang sedang
bercakap-cakap diluar toko obat dan seseorang yang sedang membeli obat, setelah
pembeli itu pergi langsung gw mengeluarkan kata-kata yang udah gw persiapkan
sebelumnya
“maaf mba, boleh minta waktunya sebentar
ga?” Tanya gw.
“ada apa de?” jawab bapak-bapak yang tadi
bercakap-cakap diluar toko.
Mukanya agak bertampang sinis gitu,
mungkin dia ngira gw sebagai peminta sumbangan.
“ini, pak. Kebetulan saya bertugas sebagai
anggota p3k di kampus ingin menanyakan harga obat yang update sekarang” lanjut
gw menerangkan sekaligus menepis dugaan dia kalo-kalo dia mengira gw sebagai
peminta sumbangan
Kemudian dia masuk ke gudang obat yang
posisinya tersambung di dalam toko obat itu, sementara mba-mba yang gw Tanya tadi
tetap diam dan agak canggung.
Kemudian datangalah seorang pembeli, dan
bapak-bapak itu melayani lagi, sambil menunggu gw ambil buku yang telah berisi
data-data obat apa saja yang akan gw tanyakan, setelah selesai dengan pembeli
kemudian gw Tanya lagi untuk memastikan.
“pak, gimana bisa?” Tanya gw lagi
“aduh.. dek, yang punyanya lagi keluar,
ngga apal harga obatnya?” ia menjawab
Kemudian ia masuk lagi sementara
mba-mbanya yang kelihatannya seumuran kaya gw ngeliat-liat obat yang terpajang
dan mengabaikan gw, sambil menunggu gw masih tetap sabar karena sudah banyak
pengorbanan untuk sampai ke tempat ini, dengan melihat-lihat daftar obat dan
siap-siap memegang pulpen agar tidak repot kalau menulis lagi, terdetik di
pikiran gw hal yang janggal
“lho, ko dia bisa sih bilang ga hapal
obatnya padahal kan gw belum ngasih tau obat yang bakal gw Tanya? Lagian ini
kan Cuma obat warung, kaya bodrex, promagh dsb.
Ditambah tadi ada dua pembeli yang datang selama gw ada disini dan
bapak-bapak dan Mbak itu yang ngelayanin!!” pikir gw
Setelah itu mba-mbanya keluar lagi dari
gudang dan gw Tanya lagi
“mbak boleh ga? J ”
“aduh.. ga hapal” jawabnya
“yang di kertas ini aja ko mba, ga susah”
timpal gw
Tapi dia malah diem dan ngeliatin obat
yang dipajang lagi.
Kemudian datanglah seorang pembeli lagi,
“dan bapak itu ngelayanin lagi!!”, otak gw langsung berpikir keras, terlebih setelah melihat pembeli itu memberikan uangnya, dan obat itu
obat yang asing buat gw.
Setelah berlalu sekali lagi gw Tanya mba
itu
“mba, boleh ga? J “
Dan jawabnya,,,
“GA hapal” sambill menampakan wajah yang
canggung.
“oh.. yaudah deh kalo ga boleh” jawab gw
ada perasaan sedih dan kecewa sebnernya, tapi dalam kondisi ini memang gw yang minta tolong dan mungkin merepotkan, jadi, yasudahlah.
Akhirnya gw kembali memasukkan alat
tulis gw ke tas dan segera pergi dari toko obat itu dengan perasaan yang campur
aduk dan sangat heran, gw ingat tidak jauh dari situ ada sebuah toko obat juga,
ketika sampai gw menemukan dua apoteker perempuan yang memakai kerudung
walaupun mba-mba yang tadi juga memakai kerudung tapi yang ini wajahnya lebih
berseri-seri dan tampak bersahabat. Kemudian gw Tanya lagi dengan kata-kata
yang sama seperti tadi
“mba, boleh Tanya-tanya harga obat ga?
Soalnya saya jadi P3k di kampus, trus di suruh Tanya harga-harga obat yang
update J… “ belum sempat meneruskan mba-mba yang terlihat lebih senior itu
langsung mengiyakan
“oh.. ya iya. Boleh koq boleh , tapi
nanti di ajak makan ya J “ jawabnya sambil senyum-senyum.
“hahaha.. gampang mba itumah” jawabku
lagi
“ngga ko, bercanda doang J , dari kampus mana memang?” tanyanya
“dari ********” jawabku
“ohhh *******”
Langsung saja gw mengeluarkan daftar
obat yang telah gw persiapkan sebelumnya, dan mulai mencatat
pertanyaan pertama gw,
” kalo minyak kayu putih berapa ya mba?”
“yang ukuran berapa? Yang gede apa yang
kecil apa yang sedeng?” tanyanya balik.
Aduh diberikan pertanyaan yang seperti
ini malah biking w bingung soalnya dari atasan gw Cuma di kasih daftar obatnya
aja, tanpa ukuran dan jenisnya. Setelah gw piker-pikir ini kan untuk dipake
orang banyak dan bakal disebar di banyak tempat.
“yaudah mba, yang sedeng aja”
Kemudian dia mengambilkan obat itu, dan
memberitahukan gw kalo ini ukurannya 60ml, dipikiran gw “ya Allah, baik amat yah
Apoteker yang disini beda bgt sama yang tadi”
Dan seterusnya dia dengan baiknya
menanyakan gw mau yang ukrannya yang berapa, yang kapsul atau yang cair. Per pack,
lembar ataupun lempeng, bulak-balik ngeliatin obat Cuma untuk gw yang mau tau
harga obat :’) “subhanallah Allah itu akan Menunjukan jalannya selama kita mau
berusaha” terus beliau memberitahukan gw sampai sekitar dua puluh satu obat
dengan baik dan ramah, sambil berbincang-bincang dan bertanya
“ko, keringetan?”
“ia, mba, dari pintu tol jalan ke sini,
hahaha.” Jawabku
“ia, kemarin juga banyak yang nyari obat
buat ospek, tapi kalau harga obat itu kan beda-beda, itu disini ya, ga tau
kalau di tempat lain”
“iya mba, lagian yang nanya nya juga
banyak koq, diantara P3k, saya nanyanya di sini hehehe”
Akhirnya selesailah tugas gw untuk
bertanya dan mendapatkan semua harga obat yang diminta, gw sangat nyaman dan
senang dengan gaya yang mba itu perlakukan ke gw, padahal kalo dipikir-pikir gw
ini Cuma merepotkan dan menghabiskan waktu, gw juga ga menjanjikan apa-apa sama mba
itu tapi dia tetap terbuka untuk memberi tahukan semuua itu, bulak-balik
kesana-kesini, mencari ukuran obatnya.
Sampailah kami di akhir pertemuan kami.
“mba, makasih banyak yah, atas waktunya,
Ini ada tanda terima kasih saya buat mba” kata gw
“wah.. makasih ya de” jawabnya
“iya makasih ya mba”
“makasih banyak de” ia menjawab lagi
Tampak di wajahnya dia benar-benar
ikhlas menolong dan benar-benar merasa tidak di repotkan, gw pun tidak ragu
mengeluarkan martabak yang dari tadi rencananya akan gw makan di rumah,
akhirnya gw kembali pulang dan melewati toko obat pertama dengan senyum yang
lega entah para apoteker yang tadi menolak saya melihatnya atau tidak.
Di mobil angkot gw terus berpikir
tentang tentang kejadian yang terjadi barusan, gw orangnya cukup pelit tapi gw
ga pernah nyangka ada sebuah kepelitan untuk sebuah pengetahuan yang tiada
harganya, lalu gw berpikir lagi. mungkin dari sudut pandang pemilik toko gw sebagai mata-mata harga mungkin, atau gimana juga kurang paham, tapi harus gw lekatkan dalam diri sendiri kalau minta tolong tidak boleh memaksa hehehe.
“kenapa gw tau di sana ada toko obat? Karena
gw beberapa kali pernah pergi kesana, dan pada saat terakhir gw ke sana gw inget
tentang seorang yang menjaga toko obat itu dia itu bapak-bapak, mungkin dia
orang yang sama dengan yang tadi? Entahlah..”
Intisari dari cerita yang saya tulis adalah :
“bagaimana sebuah kebaikan akan
mendatangkan keberuntungan pada kita, jika tadi hanyalah 22.000 dari 50.000 itu
hanya sekian persen dari uang yang beredar di muka bumi, dengan kebaikan yang
kita perlakukan kepada orang lain akan melahirkan sebuah kebahagiaan, merubah
pemikiran, materi bahkan Do’a, semoga kita dapat terus berbuat baik amiin”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar