Sabtu, 09 Agustus 2014

cerita dari kami yang lahir di tahun 1990-an

 Masa kecilku dan kenangannya

Seperti yang telah saya tulis pada biodata di blog ini,  saya lahir pada tahun 1995 zaman dimana hiburan tertinggi pada saya lahir mungkin adalah televisi itupun masih jarang mungkin bagi orang yang kaya pada waktu itu memiliki Nintendo, ya waktu itu presidennya adalah bapak soeharto yang dikenal juga sebagai bapak pembangunan.
Saya kira masa kecil saya adalah masa kecil yang sukses, untuk seumuran saya saya kira anak-anak yang lahir pada sekitar tahun 90-an adalah generasi terakhir yang dapat menikmati masa kecil dengan sewajarnya penuh dengan permainan tradisional yang seru, interaksi sosial secara langsung, ya bencana itu datang seiring dengan majunya teknologi khususnya dengan kehadiran handphone.
Saya mulai dari permainan jari-jari yang ada di zaman saya, mungkin anak-anak yang lahir di tahun 90-an masih ingat dengan permainan yang lagunya begini “kepiting cina diberi nama.. ing dada ing dada ing dada.. ing dada” atau mungkin lagu yang satu ini “.. ketimus bonteng.. kuda lari diatas genteng cap cip cup terbang kuncup.. :D” dan saya juga tidak lupa dengan yang satu ini “do mika do eska eska do biya biyo.. crik crik one two three for…” dan masih banyak lagi yang lainnya. Wahhh.. jadi sedih mengenang masa kecil yang indah itu :D.
;Beranjak ke TK pada waktu saya teka saya masih ingat ketika saya membeli udukdengan harga yang sangat murah fantastis yaitu 300 perak per piring?? kalau zaman sekarang sih untuk beli gorengan aja tidak cukup, apa lagi nasi uduknya saja belum tentu bisa didapat dengan harga 3000 rupiah dalam waktu belasan tahun sudah naik berapa ratus persen ya?? Minuman favorit ketika itu adalah ORSON yah.. minuman itu sangatlah terkenal di zaman saya harganya juga 300 perak sampai saya kelas empat SD minuman yang rasanya hamper seperti Fanta dengan aneka rasa yang juga diberikan batu es, jadi apabila panas di siang hari mulai membuat haus orson lah pilihannya, yang namanya pocari sweat bahkan minuman gelas masih jarang waktu itu, berikut yang namanya orson.




bahkan waktu saya masih kelas satu SD ada sebuah ciki yang bernama mak Lampir yang harganya hanya 100 rupiah saja, betapa enaknya kan zaman saya dulu itu?  tidak habis sampai disitu, ini baru sebagian kecil permainan tangan serta makanan ya, belum ke permainan tradisional lainnya.
;Untuk para anak perempuan ada cukup banyak permainan yang bisa dimainkan ketika itu mungkin sampai saat ini juga masih banyak yang memainkannya, yaitu, permaian karet, emprak, BP-BP-an, conglak dll. Walaupun untuk permainan karet dan emprak tidak jarang anak laki-laki juag ikut bermain, bahkan dapat mengalahkan anak perempuan,
Kalia mungkin tau lagu rhoma irama yang bunyinya seperti ini “135 juta  jiwa itulah Indonesia..” Nah.. kalau sekarang kalian tahu berapa jumalh penduduk di Indonesia?? Mungkin sekarang jumalahnya sekitar dua ratus juta lebih jiwa penduduk, bisa dibayangakn bagaimana kosongnya atau luasnya tanaha yabng kososng waktu itu? Ya, kegiatan rutin kami pada masa kecil itu adalah bermain di sore hari dilapangan belakang rumah, karena masih banyak tanah kosong yang dapat dimanfaatkan sebagai arena bermain, biasanya kami bermain benteng permainan yang sangat seru menurut saya ataupun bonjol yang dikenal di daerah Jakarta dengan permainan galasing. Hamper Setiap sore di desa kami ramai dengan anak bermain sungguh mengasyikkan wkatu itu, dahulu juga dikenal ada musim permainan.
;Musim-musim permainan yang berganti-ganti itu sangat besar antusiasnya pada anak-anak waktu itu, jadi, apabila suatu permainan sedang popular maka semua anak didesa akan mempermainkan permainan tersebut, musim-musin itu ialah:
·         Musim layangan: musim ini biasanya ada ketika bulan dimana anginnya bertiup cukup kencang sehingga di sore hari langit akan penuh dengan ratusan layangan dan suara peteng. Pada dasarnya ada beberapa jenis layangan yaitu layangan lomba, layangan hias dan untuk diadu, layangan lomba adalah layangan yang diterbanngkan dipagi hari siapa yang turun paling terakhir ialah yang menang, sementara pada layangan hiasan ada banyak bentuknya sesuai dengan kreatifitas pembuat layangan itu, namun pada umumnya layngan hias berupa layangan pelisir atau layangan buntutan dimana buntutnya ini bisa mencapai panjang beberapa meter, dan pada layangan hias ini ukurannya sangat besar untuk benangnya saja menggunakan benang nilon, bahkan untuk ukuran yang besar menggunakan tambang sebagai talinya, sementara layanagn aduan adalah layangan yang disebut dengan “papetek” yang menggunakan benang gelasan dimana benang ini akan diadu diudara, dan yang putus benangnya ialaha yang kalah, hal yang mengasyikkan selalu terjadi pada adu layangan ini hingga putusnya pun masih dikejar-kejar sambil meneriakkan kata “joteng!!”.
·         Musim badminton
·         Musim klereng
·         Musim bola
·         Musim kartuan
·         Musim Tamiya
·         Musim beyblade
·         Musim crash gear

Satu lagi hal yang tidak boleh terlupakan adalah pada saya TK sampai kelas 4 SD banyak sekali film kartun atau anime yang sangat seru seperti dibawah ini

hunter x hunter
naruto

Nube

tamiya 

yu yu hakusho

ada juga dari immb dan nickelodeon dan masih banyak lagi, mungkin masih bisa di liat videonya dui youtube :D gimana?? pasti seru kan? hahahaha salam dari kami anak-anak yang lahir tahun 90-an

Tidak ada komentar:

Flag Counter

Posting Komentar